Banyak sekali pilihan cara untuk mendapatkan uang dari blog. Contohnya ada: affiliate marketing, iklan, online course, konsultasi, pelatihan one-on-one, artikel sponsor (endorse), jualan produk fisik dan digital, dan masih banyak lagi. Beberapa cara tersebut perlu traffic yang lebih banyak dari lainnya.
Itu mengapa kita perlu planning yang tepat untuk membuat blog bisa menghasilkan sumber income yang ngalir dan kontinyu. Yuk kita bahas.
Artikel ini tidak akan menjelaskan monetize blog secara umum seperti yang banyak kita temukan. Bukan cara daftar adsense, bukan cara daftar affiliate, dan lain sebagainya. Penjelasan akan lebih ke arah Monetization Mindset dan Structure Planning.
Belum punya blog? Manfaatkan penawaran berikut:
Mendapatkan Uang dari Blog: Timeline Monetisasi
Jadi begini, misal anda baru saja membuat travel blog maka rasanya tidak pas untuk langsung memasang iklan. Blog baru, minim traffic, dipasangin iklan. Gimana, mau diklik sendiri iklannya? Kecuali kalau anda seorang artis atau publik figur yang sebelumnya sudah punya subscriber di platform lain maka itu bisa menjadi salah satu cara mendapatkan uang dari blog yang tepat. Tinggal “share” beres, gaperlu nunggu blog muncul di mesin pencari.
Saya bukan artis dan saya anggap anda juga bukan. Lanjut ya.
Begitu juga dengan affiliate marketing. Anda bisa saja memberi link affiliate di artikel. Tapi disini kasusnya adalah blog baru yang minim traffic, dimana affiliate marketing juga membutuhkan traffic tinggi untuk meningkatkan peluang konversi. Makin tinggi trafficnya maka makin tinggi pula peluang adanya ada yang beli lewat link affiliate anda.
Saya tekankan bahwa membangun blog sebagai aset digital sama sekali bukan skema “sukses dalam semalam”. Tapi bagaimana anda dapat sesegera mungkin untuk bisa menghasilkan dari blog adalah yang harus menjadi konsen, dan itu sangat mungkin!
Bahkan bentuk planning monetisasi blog yang paling menguntungkan bisa dipraktekkan mulai hari pertama, tanpa membutuhkan traffic yang banyak!
Buat timeline monetisasi blog fokus untuk memaksimalkan potensi revenue pada setiap tahap pertumbuhan blog anda.
Saya mencoba membaginya menjadi 4 tahap:
- 1-90 hari: Konsultasi klien (0-1000 pengunjung bulanan)
- 90-180 hari: Affiliate marketing (1000-2500 pengunjung bulanan)
- 180-365 hari: Online course (5000+ pengunjung bulanan)
- 365+ hari: Membership produk digital (10000+ pengunjung bulanan)
Lebih dari blogger, anda adalah business owner! Itu mengapa dari awal membuat blog, anda perlu menargetkan mendapatkan klien untuk melakukan konsultasi dengan anda.
Alur Monetisasi: Sales Funnel
Sales funnel yang akan diterapkan dibagi menjadi 5 bagian yang merupakan sebuah alur, customer journey. Untuk awal, tentunya lebih masuk akal untuk fokus ke penawaran yang harganya murah. Ingat, kita sedang membangun aset dari 0 ya.
Meski begitu untuk mendapat kompensasi yang sepadan, kita bisa gunakan rumus: Traffic rendah x Harga tinggi = Traffic tinggi x Harga rendah
Berikut customer journey khusus untuk mendapatkan klien yang sebelumnya sudah saya sebutkan:
- Pengunjung membaca artikel yang berhubungan dengan penawaran konsultasi.
- Mereka memasukkan data email untuk mendapatkan “freebie” yang sudah anda siapkan.
- Opsional: berikan servis dengan harga murah atau bahkan gratis untuk membangun trust. Disini anda bisa menunjukkan bahwa anda layak untuk “dibeli”.
- Sangat dianjurkan untuk mulai menerapkan automasi email series. Namun anda bisa memulai untuk mengirimkan konten melalui email secara manual sebagai media untuk memberi value dan meningkatkan interest klien terhadap servis anda.
- Anda mendapatkan klien B2B dan membuat jadwal konsultasi. Berbayar!
Pada kasus blog yang benar-benar baru, anda harus menyiapkan beberapa artikel pilar, 1 halaman opt-in freebie, email autoresponder, dan 1 halaman penawaran konsultasi.
Blog anda harus memiliki penawaran servis yang memenuhi kebutuhan market, dari awal dibuat. Lagi, bye blogger, welcome business owner!
Kita tinggalkan cara lama untuk mendapatkan uang dari blog. Jangan menulis banyak artikel yang tidak dicari. Fokus ke konten pilar dan halaman penting yang sudah saya sebutkan diatas. Ditambah funnel yang pas, ini akan menjadi “pembeda” dalam monetisasi blog.
Perkuat profil (personal branding), dan halaman penting selalu diarahkan ke penawaran konsultasi. Jangan lupa untuk selalu menuliskan siapa anda di setiap artikel guest posting dan sertakan link ke blog anda.
Menjaring Audiens: Jurus opt-in email
Untuk membuat sales funnel, anda memerlukan tools email marketing dan menampilkannya sebagai formulir opt-in di blog. Ini cara untuk mendapat email subscriber.
Banyak pilihan, tapi saya rekomendasikan Convertkit atau kirim.email (produk asli Indonesia). Saya sendiri lebih memilih Convertkit karena mudah digunakan.
Tidak hanya bisa membuat opt-in form, dengan tools ini anda bisa membuat automasi email, scheduling broadcast, dan fitur tambahan lainnya. Silahkan mulai ngulik Convertkit, mumpung ada free account nya lho.
Beberapa jenis opt-in bisa anda gunakan. Contohnya exit pop-up, sidebar opt-in, in-article forms, dan di awal atau akhir halaman. Jangan overused ya, jangan membuat pembaca tidak nyaman.
Mendapatkan Uang dari Blog: Fokus pada Affiliate Marketing
Kalau anda mencari tahu tentang blog-blog dengan penghasilan tinggi, pasti mereka hebat dalam ber-affiliate marketing. Dan untuk berhasil sebagai affiliate, anda harus meningkatkan rangking blog dan artikel di search engine. Ambil contoh search engine google.
Alurnya begini: User >> Google >> Blog Anda >> Pembelian.
Study case yuk.
Coba ambil contoh keyword “hp terbaik 2021”. Muncul beberapa blog yang kontennya adalah review produk, bukan marketplace tempat beli produk tersebut.
Urutan pertama muncul theweddingvowsg.com. Jika kita masuk ke dalamnya, mereka menyediakan beberapa pilihan hp. Tiap jenis hp disertai dengan review dan link affiliate.
Coba arahkan kursor ke menu Shopee dan Lazada, akan muncul keterangan link. Peluang orang akan membeli lebih besar setelah baca review produk tersebut. Pengunjung klik link tersebut, diarahkan ke Shopee, kemudian kalau dia melakukan pembelian maka pemilik blog (affiliate) akan mendapatkan komisi.
Contoh lagi, masih dengan keyword yang sama dan juga muncul di page one google. Carisinyal.com juga menerapkan affiliate marketing.
Di Indonesia sendiri, keyword “hp terbaik 2021” termasuk tinggi volume pencariannya. Bahkan keyword “hp terbaik 2020” memiliki angka rata-rata pencarian 22.200 per bulan. Kebayang ya potensinya.
Faktanya, yang muncul di halaman pertama google bukan website perusahaan produsen produk yang dicari pengunjung. Contoh study case diatas, bukan website official Samsung, Apple, atau Asus yang muncul di hasil pencarian.
Kok bisa begitu?
Ketika pencarian berdasarkan keyword “terbaik”, “termurah”, “terlaris”, mereka menginginkan artikel review produk, bukan halaman produk. Mereka ingin tahu lebih jauh daripada sekedar spesifikasi produk. Sama, saya juga begitu.
Pengunjung adalah mereka yang sedang melakukan perbandingan atas opsi produk yang akan dibeli. Blog tersebut adalah mediator yang memberikan masukan tentang produk, yang secara halus menggiring pembaca untuk klik link affiliate yang disediakan.
Konsepnya sederhana kan. Mudah? Tidak sama sekali. Tapi saya beri tahu kuncinya terkait konten: Mulai tulis artikel yang transactional, rangkailah konten yang mengarahkan ke terjadi suatu pembelian. Ingat, di aset blog yang sedang anda bangun ini, jangan menulis artikel yang tidak menjadi suatu bagian alur monetisasi!
Siap untuk memulai blog Anda?